Sebab harta merupakan titipan yang nantinya akan dipertanggungjawabkan kepada Allah SWT. Misalnya dengan bersedekah, memberikan makanan dan minuman kepada orang yang membutuhkan. Dengan begitu, harta yang kita miliki akan selalu diberkahi oleh Allah SWT. Seperti yang diketahui bahwa harta tidak akan berkurang jika digunakan untuk beramal.
Dịch Vụ Hỗ Trợ Vay Tiền Nhanh 1s. Memiliki harta atau kekayaan mugkin menjadi impian dari sebagian bahkan kebanyakan orang. Setiap orang berlomba-lomba untuk mendapatkan harta yang berlimpah, tetapi sedikit dari kita yang memikirkan untuk mendapatkan harta yang berkah. Memiliki banyak harta terkadang membuat manusia hidup berfoya-foya, yang mungkin mereka lakukan untuk menunjukkan bukti eksistensi bahwa mereka adalah bagian dari kaum berada. Bisa memenuhi semua hasrat dan keinginan terpendam dari segala sesuatu yang mereka inginkan. Dengan harta, sebagian orang memiliki harapan agar bisa terus berbuat baik kepada sesama. Terutama berbuat baik untuk lingkungan sekitar. Namun pada kenyataannya, banyak orang-orang kaya yang merasa kaya dan merasa harta itu miliknya. Tanpa menyadari bahwa itu semua adalah titipan Allah semata. Harta Sebagai Titipan Allah Konsep harta sebagai titipan, berarti harta tersebut sifat nya adalah sementara. Ketika harta bersifat sementara berarti akan ada pemilik yang mengambilnya.. Dan ketika pemilik mengambil harta tersebut tidak ada kuasa bagi orang yang dititipi untuk mempertahankannya. Karena harta tersebut hanya titipan semata. Dan akan menjadi aneh jika orang yang dititipi marah-marah ketika sang pemilik mengambilnya. Sehingga rumus titipan yang sebenarnya adalah ketika dititipkan maka harus siap di ambil. Dan akan menjadi lebih baik ketika titipan di ambil dalam kualitas yang menyenangkan pemiliknya. Lantas bagaimanakah kita menyikapi harta yang hanya titipan dari Allah, dan yang paling berbahaya adalah ketika seseorang sudah merasa bahwa titipan itu adalah bagian dari kepemilikannya. Ketika seseorang sudah merasa demikian, maka itu akan berdampak pada ketidaktenangan dalam kehidupannya,. Karena orang yang merasa memiliki tidak siap Ketika yang di titipkan di ambil pemiliknya. Sebagai contoh, dikisahkan ada seorang sahabat akan berjuang tapi anaknya dalam keadaan sakit. Kemudian ketika akan berangkat berjiihad dia ragu karena ingin merawat anaknya. Lalu istrinya berkata “Wahai suamiku pergilah, biarkan saya yang merawat anak kita”. Akhirnya berangkatlah sang suami untuk berjihad. Singkat cerita ketika dia sedang berjihad anaknya meninggal. Ketika pulang dari berjihad sang suami bertanya kepada sang istri, “Bagaimana keadaan anak kita”. Sang istri menjawab “Wahai suamiku, istirahat lah terlebih dahulu. Anak kita sedang istirahat dengan tenang”. Tak Boleh Merasa Memiliki Mendengar jawaban sang istri, sang suami pun membersihkan dirinya dan memakan hidangan yang telah disiapkan sang istri. Kemudian ketika malam tiba, sang suami bertanya kembali kepada sang istri, “Bagaimana anak kita?”. Sang istri berkata,” Suamiku, saya ada satu persoalan, saya melihat ada orang yang mendapatkan titipan. Kemudian tibalah sang pemilik untuk mengambilnya, tapi orang itu marah-marah untuk mempertahankan barang yang di titipkan itu”. Sang suami memotong pembicaraan sang istri dan berkata,”Siapa orang itu ? Tidak punya adab, tidak sopan, itukan bukan milik dia, kenapa harus marah-marah”. Akhirnya sang istri berkata kepada sang suami,” Wahai suamiku, pemilik anak kita sudah menggambil dia, dan selesailah tugas kita atas apa yang dititipkan kepada kita”. Maka seketika itu juga mengalir air mata sang suami sembari meminta kebaikan kepada Allah SWT dan lantas memeluk istrinya dan menguatkan pasangan hidupnya itu. Dari kisah di atas, kita dapat mengambil pelajaran bahwa jika setiap manusia sadar bahwa segala sesuatu yang di hadapannya adalah titipan, maka sejatinya mudah bagi kita untuk melepaskannya saat tugas nya sudah selesai. Yang pertama yang wajib kita tau adalah kita harus memahami bahwa segala yang ada di hidup ini adalah titipan dan sifatnya sementara. Jika kita paham akan hal itu maka hidup kita akan lebih ringan dan nyaman. Menyadari bahwa segala yang kita punya adalah titipan, dapat kita pelajari dari kegiatan tukang parkir yang tidak marah ketika motor ataupun mobil yang dititipkan kepadanya di ambil Kembali oleh pemiliknya. Maka dari itu, yang perlu kita lakukan adalah bersyukur dan merawat titipan Allah. Serta menjaganya. Karena Allah berfirman “لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ “, bahwasanya jika kita bisa bersyukur, maka sungguh Allah akan tambah nikmat kepada kita. Penyunting M. BukharI Muslim
Oleh Emil Furqoni Muttaqin Harta menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI memiliki arti barang milik seseorang yang menjadi kekayaan baik berupa uang atau yang lainnya. Ditinjau dari Bahasa Arab, kata harta berarti المال al-māl atau dalam bentuk jamaknya adalah الاموال al-amwāl yang secara bahasa berarti condong, miring dan juga berpaling. Terkadang al-māl diartikan sebagai emas dan perak. Menurut Yūsuf al-Qaradāwī, yang dimaksud dengan harta adalah segala sesuatu yang sangat diinginkan oleh manusia atas menyimpan dan memilikinya. Harta itu pada mulanya berarti emas dan perak, tetapi kemudian berubah pengertiannya menjadi barang yang disimpan dan dimiliki. Sedangkan Mustafā Zarqā’ memberikan definisi yang lebih legkap, bahwa harta adalah sesuatu konkret bersifat material yang mempunyai nilai dalam pandangan manusia. Ulama madzhab Hanafi memberikan pengertian yang lebih rinci yaitu harta adalah segala sesuatu yang dapat dimiliki dan digunakan menurut kebiasaan, seperti tanah, binatang, barang-barang perlengkapan dan uang. Berdasarkan beberapa pendapat ulama yang telah disebutkan, dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian harta secara istilah adalah segala sesuatu yang dimiliki berupa material dan dapat digunakan dalam menunjang kehidupan, seperti tempat tinggal, kendaraan, barang barang perlengakapan, emas, perak, tanah binatang, bahkan perupa uang, atau sesuatu yang memiliki nilai dalam pandangan manusia. Kedudukan Harta Menurut Islam Kata māl dalam Al-qur’an dengan berbagai bentuk derivasinya terulang sebanyak 86 kali. Dalam bentuk mufrod sebanyak 25 kali. M. Quraish Shihab memberikan rincian yang jelas. Pertama, harta dalam arti tidak dinisbatkan pada pemiliknya ditemukan sebanyak 23 kali. Kedua, arti harta yang dinisbatkan kepada pemiliknya, seperti “harta mereka”, “harta kamu” dan lain lain, ditemulan sebanyak 54 kali. Dari jumlah tersebut, harta yang paling banyak dibicarakan adalah dalam bentuk objek dan hal tersebut memberikan kesan menurut M. Quraish Shihab, bahwa seharusnya harta menjadi objek kegiatan manusia. Pemilik mutlak harta adalah Allah SWT, Ungkapan “Mulkussamaawati wal ardl” yang tersebar di berbagai surah, seluruhnya memberikan informasi dan ketegasan bahwa pemilik mutlak atas apa yang ada di alam semesta ini adalah Allah SWT. Ayat yang menerangkan kepemilikan Allah atas alam semesta ini adalah QS Ali Imran / 3 109 yang berarti “Dan milik Allah-Lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi, dan hanya kepada Allah segala urusan dikembalikan”. Ayat lain yang menjelaskan kepemilikan Allah SWT adalah QS Tāhā /20 6 yang artinya “Kepunyaan-Nya-Lah semua yang ada di langit, semua yang ada di bumi, semua yang ada di antara keduanya dan semua yang ada di bawah tanah” Dalam Tafsir Ibnu Katsir dijelaskan bahwa semua adalah milik Allah SWT, berada dalam genggama kekuasaan-Nya, dan berada dalam pengaturan-Nya, kehendak dan keinginan serta hukum-Nya. Dialah yang menciptakan semuanya, yang Memilikinya, dan yang menjadi Tuhannya. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad disebutkan Dari Zubair bin Awam ia berkata, Rasulullah SAW bersabda “Negara adalah milik Allah, hamba semua manusia juga milik Allah di mana saja engkau mendapatkan kebaikan maka tegakkanlah bermukimlah”. Hadits tersebut memberikan pengertian bahwa kepemilikan Allah tidak terbatas oleh apapun baik berupa negara atau bangsa. Manusia bisa saling berinteraksi dalam segala hal di manapun dan dengan siapapun. Ajaran Islam menunjukkan bahwa manusia sebagai makhluk milik Allah SWT, seluruhnya mempunyai kewajiban untuk menyembah Allah SWT. Status harta dalam Islam menempati lima hal berikut Harta Sebagai Titipan dan Amanah Al-Qur’an secara mendasar telah menjelaskan bahwa harta merupakan nikmat yang diberikan Allah SWT kepada manusia dan tidak boleh digunakan seenaknya. Sekalipun harta merupakan milik dan ciptaan Allah SWT, namun Allah SWT memberi mandat dan kekuasaan kepada manusia untuk memanfaatkannya sebagai titipan sekaligus amanah untuk mendistribusikan kepada orang yang berhak. Dalam surah Al-Hadīd/57 7 Allah SWT berfirman, yang artinya “Berimanlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan infakkanlah di jalan Allah sebagian harta yang telah Dia menjadikan kamu sebagai penguasanya amanah. Maka orang-orang yang beriman di antara kamu dan menginfakkan hartanya di jalan Allah memperoleh pahala yang besar”. Ayat tersebut menjelaskan bahwa sesungguhnya harta yang dimiliki manusia hanyalah titipan dari Allah yang dapat bertambah atau berkurang kapan saja. Namun Allah memberi solusi agar harta titipan tersebut dapat kekal dimiliki, yaitu dengan cara membelanjakan harta titipan tersebut untuk zakat, infaq atau sedekah. Harta sebagai Sarana Kesejahteraan Kebanyakan orang masih berfikir bahwa harta adalah kunci dari kebahagiaan. Namun kenyataannya tidak semua kebahagiaan dapat dibeli dengan harta. Memang diakui bahwa harta kekayaan merupakan salah satu komponen yang berperan penting dalam mewujudkan suatu kesejahteraan. Islam tidak melarang umatnya untuk mencari harta kekayaan, apalagi dengan niatan untuk ibadah. Tetapi, Islam melarang umatnya terlalu terobsesi dengan harta sehingga melupakan urusan akhirat. Allah memerintahkan manusia dalam surah Al-Ankabut/29 17 yang artinya “Carilah atau usahakanlah rezeki yang ada pada Allah Sesuai dengan kemampuanmu, Tetapi ingat, setelah rezeki itu kamu peroleh. Sembahlah Allah dan Bersyukur kepada-Nya” Harta sebagai Perhiasan Hidup Allah SWT berfirman dalam surah Āli Imrān/3 14 yang artinya “Dijadikan indah pada pandangan manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan disisi Allah-lah tempat kembali yang baik surga”. Bermacam-macam nikmat yang dijelaskan oleh ayat di atas adalah keindahan yang dirasakan ketika hidup di dunia. Manusia yang terlena atas keindahan tersebut dan melupakan Allah akan terjerumus dan tidak mendapatkan surga. Harta sebagai Fitnah Ujian Keimanan Harta bukanlah sesuatu yang buruk dan harus diihindari sebagaimana anggapan beberapa orang. Banyaknya harta juga tidak dapat digunakan sebagai acuan tingkat keimanan, kesalehan atau ketaqwaan. Akan tetapi, harta merupakan nikmat dari Allah yang dengannya manusia diberi cobaan, apakah bersyukur atau malah kufur. Allah SWT berfirman dalam surah Al-Anfāl/828 yang artinya “Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah cobaan. Dan sungguh, disisi Allah pahala yang besar” Az-Zuhailī memberikan makna fitnah itu dalam tiga dampak yang akan dimunculkan; 1 dapat mendorong orang untuk berbuat haram sesuatu yang haram, 2 enggan menunaikan hak-hak Allah dan 3 dapat melakukan perbuatan tercela dan dosa. Harta sebagai Sarana Ibadah Harta yang digunakan sebagai sarana ibadah adalah harta yang dibelanjakan Fīsabīlillāh. Terdapat dua makna dalam Fīsabīlillāh. Pertama, makna umum artinya “Jalan Tuhan” seperti infaq untuk masjid dan shodaqoh untuk tolong menolong. Kedua, menurut Nabi Fīsabīlillāh memiliki makna khusus, yaitu dalam konteks zakat. Perintah wajibnya mengeluarkan zakat atas kekayaan seorang muslim kepada orang yang berhak menerima ditegaskan dalam surah at-taubah/9 103 yang artinya ”Ambillah zakat dari harta mereka, guna membersihkan dan menyusikan mereka, dan berdoalah untuk mereka. Sesunggunya doamu itu menumbuhkan ketentraman jiwa bagi mereka. Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. Cara Menggunakan Harta Memakan Harta dengan Cara yang Halal dan Baik Allah berfirman dalam surah Al-Baqarah/2 168 yang artinya “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkai syaitan; Karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu”. Menurut Muhammad Abdul Mannan, ayat tersebut tidak hanya berbicara mengenai pedoman pembelanjaan harta, melainkan juga mengenai mencari rezeki halal dan tidak melanggar hukum. Jangan Berlebihan Islam membolehkan umatnya menikmati kebaikan duniawi selam tidak melewati batas-batas kewajaran. Apapun itu, jika melebihi batas kewajaran maka dilarang oleh Islam. Larangan berlebihan memiliki alasan yang kuat, salah satunya berlebihan dalam makanan dapat mempengaruhi kesehatan dan mengurangi kemampuan seseorang untuk melakukan pekerjaan. Allah berfirman dalam surah Al-A’raf/7 31 yang artinya “Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap memasuki masjid, makan dan minumlah tetapi jangan berlebihan; sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebihan.” Bersyukur Allah SWT berfirman dalam surah Ibrahim/14 7 yang artinya “Dan Ingatlah ketika Tuhanmu memaklumkan, Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya aku akan menambah nikmat kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari nikmat-Ku, maka pasti azab-Ku sangat pedih”. Syukur adalah bagian penting dalam penggunaan harta. Dalam ayat tersebut syukur yang dimaksud bukan sekedar ungkapan hati maupun ucapan lidah, akan tetapi syukur yang dimanifestasikan dengan perbuatan. Orang yang senantiasa bersyukur atas harta yang diberikan Allah kepadanya akan diberikan ketenangan jiwa dan tidak mudah sibuk mengejar dunia. Harta adalah nikmat yang dititipkan Allah kepada manusia yang dapat menjadi sarana untuk meraih Ridho Allah. Di sisi lain, harta dapat menjadi bumerang yang akan menghancurkan pemiliknya jika tidak dimanfaatkan sesuai tuntunan Allah. Oleh karena itu, umat Islam harus selalu berpegang pada petunuk Al-Qur’an, karena dengan Kalamullah tersebut manusia dapat mencapai ridlo-Nya. Kajian mengenai harta tersebut seharusnya masih bisa dikembangkan menjadi lebih terperinci, karena masih banyak sumber hukum Islam yang belum tercantum dalam kajian tersebut.
Terdapat 30 sinonim 'harta benda' di Tesaurus Bahasa Harta Benda MalDanaKekayaanKhazanahAsetGanaKhasanahPerbendaharaanSubstansiAktivaArtaBandaGajiImbalanKapitalModalPendapatanPenghasilanUangKebesaranKekuasaanMulia PerakKeduniaanJasmaniLahirMaujudDuniawiLahiriahProfanSekuler Kesimpulan Menurut Tesaurus Bahasa Indonesia, sinonim harta benda adalah mal, dana, kekayaan, khazanah, aset. Sinonim adalah kata yang memiliki persamaan makna dengan kata lain. Daftar sinonim dapat ditemukan di Tesaurus.
19 Ayat Al-Quran Tentang Harta - Harta adalah titipan Allah Tabaraka Wa Ta’ala yang diberikan kepada kita. Wajib bagi kita bersyukur atas semua yang telah Allah berikan. Jangan sampai kita kufur nikmat, sudah diberi harta yang melimpah, bukannya bersyukur dan beribadah, malah terus mencarinya dan lupa kepada Allah. Berhati-hatilah saudaraku. Betapa banyak orang yang gila dengan harta, tidak pernah puas, tidak bersyukur, tidak mengetahui bahwa yang memberikannya rezeki adalah Allah Ar-Razzaq. Allah adalah Ar-Razzaq, Allah Maha Pemberi Rezeki. Maka dari itu jangan minta selain kepada Allah. Jangan minta rezeki dari kuburan, dari pohon, dukun, atau apapun. Minta sama Allah. Karena hanya Allah yang bisa mengaruniakan rezeki, bahkan Rasul saja tidak bisa memberikan rezeki. Bergantunglah hanya kepada Allah, minta sama Allah, pasti Allah kasih dengan cara-Nya. Baca Juga 21 Ayat Al-Quran Tentang Halal Pada tulisan kali ini kita akan membahas mengenai ayat-ayat Al-Quran yang membahas tentang harta. Simak selengkapnya di bawah ini. 1 Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian. Adz-Dzaariyaat 19 2 dan sesungguhnya dia sangat bakhil karena cintanya kepada harta. Al-Aadiyaat 8 3 Dan Dia mewariskan kepada kamu tanah-tanah, rumah-rumah dan harta benda mereka, dan begitu pula tanah yang belum kamu injak. Dan adalah Allah Maha Kuasa terhadap segala sesuatu. Al-Ahzaab 27 4 Dan janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat, hingga sampai ia dewasa. Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak memikulkan beban kepada sesorang melainkan sekedar kesanggupannya. Dan apabila kamu berkata, maka hendaklah kamu berlaku adil, kendatipun ia adalah kerabatmu, dan penuhilah janji Allah. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu ingat. Al-An’aam 152 5 Sesungguhnya orang-orang yang kafir menafkahkan harta mereka untuk menghalangi orang dari jalan Allah. Mereka akan menafkahkan harta itu, kemudian menjadi sesalan bagi mereka, dan mereka akan dikalahkan. Dan ke dalam Jahannamlah orang-orang yang kafir itu dikumpulkan, Al-Anfaal 8 6 Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad dengan harta dan jiwanya pada jalan Allah dan orang-orang yang memberikan tempat kediaman dan pertoIongan kepada orang-orang muhajirin, mereka itu satu sama lain lindung-melindungi. Dan terhadap orang-orang yang beriman, tetapi belum berhijrah, maka tidak ada kewajiban sedikitpun atasmu melindungi mereka, sebelum mereka berhijrah. Akan tetapi jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam urusan pembelaan agama, maka kamu wajib memberikan pertolongan kecuali terhadap kaum yang telah ada perjanjian antara kamu dengan mereka. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. Al-Anfaal 72 7 Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. Al-Baqarah 155 8 Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang bathil dan janganlah kamu membawa urusan harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan jalan berbuat dosa, padahal kamu mengetahui. Al-Baqarah 188 Baca Juga 22 Ayat Al-Quran Tentang Rezeki 9 Mereka bertanya tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah "Apa saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan." Dan apa saja kebaikan yang kamu buat, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahuinya. Al-Baqarah 215 10 dan kamu memakan harta pusaka dengan cara mencampur baurkan yang halal dan yang bathil, Al-Fajr 19 11 dan kamu mencintai harta benda dengan kecintaan yang berlebihan. Al-Fajr 20 12 Dan orang-orang yang apabila membelanjakan harta, mereka tidak berlebihan, dan tidak pula kikir, dan adalah pembelanjaan itu di tengah-tengah antara yang demikian. Al-Furqaan 67 13 Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah- megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat nanti ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu. Al-Hadiid 20 14 Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar. Al-Hujuraat 15 15 Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan. Al-Kahf 46 16 Harta benda dan anak-anak mereka tiada berguna sedikitpun untuk menolong mereka dari azab Allah. Mereka itulah penghuni neraka, dan mereka kekal di dalamnya. Al-Mujaadilah 17 17 Sesungguhnya orang-orang yang kafir, harta benda dan anak-anak mereka, sedikitpun tidak dapat menolak siksa Allah dari mereka. Dan mereka itu adalah bahan bakar api neraka, Ali Imran 10 18 Sesungguhnya orang-orang yang kafir baik harta mereka maupun anak-anak mereka, sekali-kali tidak dapat menolak azab Allah dari mereka sedikitpun. Dan mereka adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. Ali Imran 116 19 yaitu kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui. Ash-Shaff 11 Itulah berbagai ayat Al-Quran tentang harta. Semoga ayat-ayat di atas menjadi renungan bagi kita bahwa yang memberikan rezeki itu Allah. Minta sama Allah. Jangan pernah lupa untuk bersyukur kepada Allah dengan cara beribadah dan beramal sholih. Jangan lupa pula di antara harta kita, ada hak orang-orang miskin. Jangan sampai kita membiarkan anak-anak yatim dan orang-orang miskin. Berikan sebagian harta yang telah Allah berikan kepada yang berhak menerimanya. Perbanyak sedekah, infaq dan menyisihkan harta di jalan Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Baca Juga 9 Hadits Tentang Imam Mahdi Semoga bermanfaat. Diselesaikan pada 1 Rabiul Akhir 1439 Hijriyah/20 Desember 2017 Masehi.
harta benda hanya titipan allah